A.P.C. Musim Gugur/Musim Dingin 2016 Paris

Anonim

A.P.C. FW16 Paris (1)

A.P.C. FW16 Paris (2)

A.P.C. FW16 Paris (3)

A.P.C. FW16 Paris (4)

A.P.C. FW16 Paris (5)

A.P.C. FW16 Paris (6)

A.P.C. FW16 Paris (7)

A.P.C. FW16 Paris (8)

A.P.C. FW16 Paris (9)

A.P.C. FW16 Paris (10)

A.P.C. FW16 Paris (11)

A.P.C. FW16 Paris (12)

A.P.C. FW16 Paris (13)

A.P.C. FW16 Paris (14)

A.P.C. FW16 Paris (15)

A.P.C. FW16 Paris (16)

A.P.C. FW16 Paris (17)

A.P.C. FW16 Paris (18)

A.P.C. FW16 Paris (19)

A.P.C. FW16 Paris (20)

A.P.C. FW16 Paris

22-apc-mes-fw-16

23-apc-mes-fw-16

Oleh Alex Wynne

Jean Touitou menerjemahkan interpretasinya tentang Britishness ke dalam visi untuk koleksi pria musim gugur 2016-nya. Secara harfiah, ini bisa dilihat dalam penggunaan berbagai tanda centang dan lebih banyak warna daripada biasanya, terutama merah. “Ini tentang eksentrisitas mandiri,” kata Touitou, menjelaskan bahwa dia ingin membuat pakaian yang bisa dikenakan ke kantor tanpa harus mengesampingkan kepribadian dan selera pemakainya.

Mantel Oxford, salah satu bahan pokok merek, dikembangkan dalam berbagai warna, termasuk wol merah tua atau kotak hitam-putih, sementara tartan berukuran besar digunakan untuk kardigan tebal dengan nuansa androgini. Touitou tidak mengabaikan untuk mengembalikan garis pinggang yang tinggi pada celana untuk Brit-nya yang berkancing (namun eksentrik). Celana bergaya piyama merah anggur diberi cetakan paisley tetapi, meskipun cantik, mereka akan membutuhkan nyali untuk dipakai ke tempat kerja.

Baca lebih banyak